Rintih terjelma pedih menggerogoti hati sang penyair dengan
perlahan
Suaranya parau tidak terdengar jelas
Isak tangis tak henti-hentinya mengganggu sunyi yang diam
membisu
Terusik .. suara tertahan diujung malam milik sang penyair
Kata-kata yang ingin disampaikannya tidak sanggup menjelma kata-kata
Jauh dalam relung hatinya banyak hal yang menggebu-gebu
untuk melompat keluar dan menapakan diri
“Sakit…” katanya
lirih.
Semua hal bercampur dalam pikirannya
Hatinya pun juga kacau
Malam ini sang penyair tidak akan lelap dalam tidurnya
Detak jarum jam terus terdengar
Kian sunyi malam membungkus dirinya dari keramain
Berharap lekas terlelap agar jauh dari segala penat yang
mendera sepanjang hari
Sang penyair tetap ada di sudut ranjang yang berdebu, kotor
bahkan berantakan
Menikmati imajinasinya yang kini menjalar kemana-mana
Esok bisakah atau tidak dituangkan lewat aksara?
Sehingga ia tidak susah-susah lagi mengingat jika perlu
Malam..
Berteman dengan sakit dan rindu yang berkecamuk milik sang
penyair tanpa nama
Jauh sekali dari kata-kata yang membuatnya di kenal
Lelah iya.. namun menikmati aksara adalah bahagia untuknya
Beristrahatlah…
Esok tidak akan seperti malam ini lagi
Kata malam juga waktu membujuk kedua bola mata sang penyair untuk
beristrirahat
Terlelap
Dalam mimpi
Dan besok kau wujudkan saja dalam aksara yang bernyanyi
Tidak lantang hanya diam-diam menapaki tangga menuju puncak
kelak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar