Matahari semakin tinggi
Semakin hangat
Menyinari bumi yang semalam kedinginan diselimut kelam
Dia ~ gadis itu masih terjaga sejak semalam tadi
Malam ternyata tidak terlalu keras memaksanya untuk terlelap
Tempat tidur dimana dia merebahkan tubuhnya pun demikian
Tidak ada suara
Tatapannya kosong memandang langit-langit kamar tidurnya
Disana dekat bola lampu yang padam tergantung ornamen origami
burung bangau yang dilipatnya sebulan yang lalu.
Ditiup angin kesana kemari
yang menembus lewat jendela kamar yang terbuka sebagiannya saja.
Ruangan itu sepi namun tidak dengan isi kepala sang gadis
Begitu kacau
Seakan banyak yang berbicara dan dia cukup mendengarkan saja
Matahari kini berhasil masuk menyinari kamar sang gadis
Selimut masih membungkusnya dengan nyaman
Semakin membuat sang gadis tidak ingin beranjak kemana-mana
hari ini
Tatapanya kosong..
Dari langit-langit kamar dengan gantungan origami burung
bangau yang berwarna-warni
Kini pandangannya beralih pada layar ponselnya
Disana ada potret seseorang yang dia rindukan selalu dengan
sangat setiap harinya.
Air matanya menetes begtu saja.. matanya tidak sanggup
membendung lagi
Sakit hatinya kini memuncak lewat isak tangis
Lagi dan lagi
Pagi yang baru
Dan dia selalu saja merindukan sosok yang telah berlalu
“Setiap sakit hatinya.. siapapun yang membuatnya merindu
dengan hebat
Atau orang-orang yang mengecewakannya. Siapapun itu.. bahkan
mereka yang mengabaikanya sebentar saja atau mereka yang sengaja melupakannya. Akan
selalu membawahnya kembali pada rasa dimana dia kehilangan seseorang yang
begitu dicintainya dengan sangat. Maka saat itu tangis tidak bisa lagi
dibendunganya dengan menjadi kuat. Kehilangan itu.. kehilangan papa.. sungguh
membuatnya rapuh. ”
2 komentar:
halo nak Ica. Berbagi boleh?
Shalom bapa.. bagaimana bapa??
Posting Komentar